ANTARA AGAMA DENGAN
KEHIDUPAN MANUSIA
Pembahasan tentang
hubungan manusia dan agama, sejak dahulu, merupakan topik yang
sangat menarik bagi para pemikir dan cendekiawan. Mungkin hal itu
disebabkan oleh fakta sejarah umat manusia dengan suku bangsanya yang beragam
bercerita kepada kita akan keterkaitan makhluk Tuhan ini dengan agama. Umat
manusia secara umum meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam dan wajib untuk
dipuja dan disembah. Keyakinan yang demikian itu merupakan asas dan pokok dari
sebuah agama.
Agama memberikan
penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik
(takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri
manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti
naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa
seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku
manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi
fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berzina, membunuh,
mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).Agar hawa
nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama),
maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari
sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri
seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang
bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri
(self control) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Atas dasar itulah saya
mengangkat dan membahas tema ini agar supaya kita mengetahui dan menjadi tolak
ukur bagi kita semua bagaimana pembahasan MANUSIA DAN AGAMA itu sendiri,
apabila di bahas dari kacamata agama islam dan Bagaimana pendapat para pemikir
dalam membahas hal ini, hal tersebut kami rangkum dalam makalah ini.